Aram-temaram mulai menyembunyikan sang mentari dari
peraduannya...
seperti aku, seperti jiwaku memendam dirimu dalam sinarnya...
Ada kalanya langit bersendu diri...
meratapi nasibnya yang harus selalu menampakan ketegaran walau
hatinya bermendung duka...
Tak bisakah kau sedikit saja merasakan gejolak detak jantung ini...
mata ini telah lelah memandang hari tanpa harapan...
ingin ia mengucurkan tetesan tanda kesedihannya...
Namun nasibnya tak berbeda dengan sang langit...
terus ku pandang perbatasan senja untuk menemukan bayanganmu…
Tahu kah kau hancurnya asa dalam jiwaku ketika kau tak melihatku...
Dentingan rintik hujan menapaki jejak-jejak dari langit...
Jarak-jarak panjang tak dapat terlewati menjadi kenangan dalam peti
mati....
Sehingga tak dapat kau temui lagi senyumanku yang telah berlalu...
Wahai sang pencipta, ingin rasanya aku segera mengetuk pintu surga
agar dapat kutemui sesuatu yang lebih indah darinya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar