Selasa, 17 April 2012

Temaram

Aram-temaram  mulai menyembunyikan sang mentari dari peraduannya...
seperti aku, seperti  jiwaku memendam dirimu dalam sinarnya...

Ada kalanya langit bersendu diri...
meratapi nasibnya yang harus selalu menampakan ketegaran walau  hatinya bermendung duka...

Tak bisakah kau sedikit saja merasakan gejolak detak jantung ini...
mata ini telah lelah memandang hari tanpa harapan...
ingin ia mengucurkan tetesan tanda kesedihannya...

Namun nasibnya tak berbeda dengan sang langit...
terus ku pandang perbatasan senja untuk menemukan bayanganmu…

Tahu kah kau hancurnya asa dalam jiwaku ketika kau tak melihatku...

Dentingan rintik hujan menapaki jejak-jejak dari langit...

Jarak-jarak panjang tak dapat terlewati menjadi kenangan dalam peti mati....

Sehingga tak dapat kau temui lagi senyumanku yang telah berlalu...

Wahai sang pencipta, ingin rasanya aku segera mengetuk pintu surga agar dapat kutemui sesuatu yang lebih indah  darinya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar